EPISODE TERAKHIR KARBALA; Mengapa Harus Putra-putri Kecil Itu?
Mungkin ini adalah kesempatan terakhir bagi Imam Husein as. untuk bisa menatap wajah-wajah putri kecilnya. Ia berkata : wahai Sukaenah, Fathimah, dan Ummu Kulsum terimalah salam perpisahan dari ayah kalian. Sukaenah pun berkata lirih : wahai ayah apakah engkau menyerah kepada maut ? Imam Husein as. menjawab : wahai cahaya mataku bagaimana ayah tidak menyerah kepada maut, sementara tidak ada lagi seorangpun penolong dan pembela. Lantas Sukaenah berkata : wahai ayah bawalah kembali kami ke kota kakek kami. Imam as. menjawab : andaikan seekor burung diletakkan disana, maka ia akan tertidur. Sukaenah pun mengangis tersedu-sedu lalu menghampiri sang ayah dan memeluknya erat-erat. Melihat ini para wanita yang berada dikemah tak kuasa menahan tangis. Imam Husein as. pun berusaha menghentikan tangisan mereka.
Bibir Ketawa Hati Menangis
Ummu Nargis
Suatu hari, saya jalan-jalan di internet ketemu cerita yang lucu. Di cerita ini membuat saya ketawa tapi juga membuat saya menangis. Ketawa karena ceritanya yang lucu, dan menangis karena ngarumas dengan kondisi negara indonesia yang menjadi objek dari anekdot tersebut. Demikian anekdotnya…
Jam Korupsi di Indonesia
SELAMAT ATAS KELAHIRAN FATHIMAH AS. (Hari Wanita)
Saya ucapakan hari wanita buat semua wanita
Terutama istriku yang baik
Maaf jika selama ini aku selalu menuntutmu
Untuk menjadi seperti Fathimah as.
Sementara aku tidak berusaha menjadi seperti Ali as.
Mari kita bersama berjanji
Untuk menjadikan mereka as. sebagai tauladan
Mari kita bangun keluarga ini
Seperti mereka as. membangun keluarganya
Mari kita didik putra-putri kita
Seperti mereka as. mendidik putra-putrinya
Mari kita hadapi setiap masalah
Seperti mereka as. mengahadapi setiap masalah
Mari kita melihat masa depan
Seperti mereka as. melihat masa depan
Dan mari kita lakukan kewajiban masing-masing
Seperti mereka as. lakukan kewajiban masing-masing
Terakhir mari kita berdo’a
Semoga Allah memadukan kita seperti Dia memadukan Ali as. & Fathimah as.
( by : Abah Nargis )
MASA DEPAN DUNIA; Kajian Tentang Mahdiisme (1)
Abu NArgis
Terkait dengan masa depan dunia, diantara manusia terbagi menjadi dua kelompok besar. Sebagian pesimis dengan apa yang akan terjadi pada dunia, sementara sebagian memandang dunia dengan pandangan optimis. Sekelompok manusia optimis dan yakin bahwa dunia dan sejarah kemanusiaan sedang menuju masa keemasan dan akan berakhir kepada kesempurnaa serta kebahagiaan. Sementara yang lain pesimis dengan masa depan dunia, mereka meyakini bahwa dunia hari demi hari akan menuju kehancuran karena berbagai alasan.
Cinta Wathan (Negara) Sebagian Dari Iman
Abu Nargis
Sesungguhnya dengan mengingat Allah swt. Maka hati akan menjadi tenang.
Ayat di atas merupakan sebuah pernyataan atau janji dari Tuhan bahwa jika hati kita ingin mendapat ketenangan maka ingat ( berdzikirlah ) kepadaNya. Akan tetapi, banyak diantara kita ( saya terutama ) ketika melakukan shalat dan dzikir, kita tidak merasakan ketenangan bathin. Shalat yang kita lakukan hanya sekedar menuntaskan kewajiban. Kita malah merasa terbebani dengan pekerjaan-pekerjaan seperti shalat, dzikir, wirid dan sejenisnya.
Keajaiban Bersabar
Ummu Nargis
Abu Thalhah An-shary adalah salah seorang setia sahabat besar Nabi saww. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang sangat dicintainya. Ketika itu anaknya sakit yang sangat parah dan tidak ada harapan untuk bisa sembuh kembali. Abu Thalhah memiliki seorang istri yang bernama Ummu Salim, ia merupakan salah satu dari wanita mulia dalam islam. Karena Abu Thalhah sangat menyayangi sekali anaknya, sang istri sadar bahwa ajal anaknya sudah dekat, ia tidak mau Abu Thalhah melihat kepergian anak yang di sayanginya itu. Ummu Salim pun menyuruh Abu Thalhah pergi menghadap Nabi saww. Dan setelah kepergian sang ayah anak pun meninggal.
RUH!
Abu Nargis
Apakah anda pernah mendengar ada manusia bisa terbang ( tanpa pake pesawat )? apakah anda percaya kalau dalam sekejap seseorang bisa berpindah dari kota Bandung ke kota Jakarta ? Atau ada seseorang dalam satu waktu bisa ada di rumah bersama keluarga dan juga berada di kantor ? Apakah ada manusia yang tidak terikat oleh ruang dan waktu ?
Kedudukan Cinta Dalam Tasawuf
Abu Nargis
Jika cinta sudah sempuna maka dia adalah Allah
( para urafa islam )
Aku beragama dengan agama cinta, sungguh aku menghadap (dengan) tunggangannya, maka cinta adalah agama dan imanku
( Ibnu Arabi )
Mutakalim VS ‘Urafa
Abu Nargis
Tasawuf ( mysticism ) merupakan sebuah faham yang muncul diantara kaum, kelompok dan agama dunia. Sebuah faham yang mempunyai ciri khas khusus dalam mengungkap dan menangkap hakekat alam dan hubungan antara manusia dengan hekekat. Dalam rangka mengungkap hakekat faham tasawuf tidak menggunakan media akal atau argument, akan tetapi media yang gunakan adalah Dzauq,shuhud, isyraq, wushul dan ittihad. Untuk sampai kepada tahapan ini terdapat aturan-aturan dan amalan-amalan khusus yang mesti dijalani. Dengan kata lain, untuk sampai kepada ilmu dan penemuan irfani, harus melewati tahapan-tahapan tertentu (sair wa suluk).
SELAMAT JALAN ZAHRA AS. !
Hari adalah hari perpisahan antara Ali as. dan Zahra as., perpisahan untuk selamanya. Pasangan suci yang diikat oleh kasih sayang, kesetiaan, ketulusan dan keikhlasan kini harus berpisah. Ali as. ungkapkan semua perasaannya tatkala perpisahan itu tiba:
Kita bagaikan sepasang merpati, yang tidak akan bisa terpisahkan
Namun sekarang tiba harinya
Ada yang memisahkan kita berdua
Tangisan Nabi saww. Untuk Sekelompok Wanita
Oleh : Ummu Nargis
Imam Ali as. berkata : Suatu hari aku pergi bersama Sayyidah Fathimah as. datang menemui Nabi saww. saat itu beliau dalam keadaan menangis.
Imam Ali as bertanya : demi ayah dan ibuku ya Rasulullah ! kenapa anda menangis?
Naluri Seorang Ibu
Masih Tentang Ali as.
Ummu Nargis
Ashim bin Hamzah berkata : aku melihat seorang pemuda di
kota madinah sedang berteriak : wahai tuhan yang maha adil! Tegakkanlah keadilan antara aku dan ibuku! Kabar tentang pemuda sampai ke telinga Umar bin Khatab khalifah ke dua. Ia pun memanggil pemuda itu dan berkata : wahai pemuda kenapa kamu berkata demikian kepada ibumu.
Belajar Ikhlas Dari Ali as.
Keimanan dan pengorbanan Ali as. dalam rangka kemajuan agama islam tidak bisa diungkapkan lagi dengan kata-kata, semua orang mengakuinya baik kawan maupun lawan, mu’min maupaun kafir.
Walau dengan seribu jasanya terhadap islam, hari itu tatkala ia sadar bahwa ia harus safar dari dunia fana menuju dunia baqa, dan tatkala ia tahu bahwa ia harus menanggalkan sangkar tanah dan materinya menuju kekasih sejati dan kehidupan abadi yang selalu dinanti kedatangannya oleh para wali Allah. Malam itu ia mewasiatkan kepada putra terbesarnya Al-Hasan as. untuk tidak menguburkan jasadnya di kota Kufah, ia berpesan ketika waktu hampir menjelang subuh untuk membawa jasadnya ke tanah Ghari ( terletak di samping kota Kufah markas pemerintahannya ) dan supaya dikuburkan di tempat itu, setelah dikubur tutupilah kubur itu.
Belajar Filsafat Dari Ali as.
Suatu hari Kumail bin Ziad bertanya kepada Ali as. : wahai Amirul mukminin! Definisikanlah kepadaku pengertian nafs, sehingga aku mengetahuinya.
Ali as. berkata : wahai Kumail! Nafs yang mana yang engkau maksudkan ?
-
Arsip
- Januari 2008 (1)
- Juli 2007 (2)
- Juni 2007 (7)
- Mei 2007 (18)
- April 2007 (3)
-
Kategori
-
RSS
Entries RSS
Comments RSS